REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tenaga terampil lulusan Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK merupakan tulang punggung Jawa Timur menghadapi bursa kerja Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan bergulir mulai akhir 2015 ini. Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Timur Soekarwo saat membuka Pameran Karya Cipta Siswa SMK dan Job Matching di JX Internasional, Surabaya, Kamis (17/9).
“Anak-anakku di SMK, kalian adalah bagian yang disiapkan oleh pemerintah untuk menjadi pemenang dalam pertarungan menghadapi MEA. Kalian dibekali dengan jiwa petarung. Anak SMK adalah petarung yang hebat dan tidak kenal menyerah menghadapi petarungan,” kata Soekarwo melalui siaran pers tertulis yang diterima Republika di Surabaya, Kamis (17/9).
Ia mengatakan, suatu daerah bisa dikatakan kuat di dalam menghadapi pertarungan pasar bebas jika memiliki sektor industri yang kuat. Industri Jawa Timru saat ini, Soekarwo melaporkan, setor industri menyumbang pendapatan sebesar 29,97 persen. Bahkan, kata dia, Jawa Timur sudah dinobatkan sebagai provinsi industri.
Akan tetapi, menurut Soekarwo, kondisi tersebut akan melorot apabila tidak diimbangi dengan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Kualitas SDM yang bagus, menurut Soekarwo, lahir dari sistem pendidikan dan pelatihan yang bagus, seperti yang dilakukan di SMK.
Dengan kondisi tersebut, menurut Soekarwo, Provinsi Jawa Timur bertekad terus mengembangkan SMK di Jawa Timur. “Kami ingin merubah komposisi ini, disebabkan karena lulusan SD hingga SMU sama buta hurufnya di bidang keterampilan, sehingga mereka menjadi tenaga kerja informal. Oleh karena itu, komposisi ini harus dipecahkan dengan menempatkan 70 SMK : 30 SMU,” kata dia.